Minggu, 28 April 2013

coping




COPING STRES alias mengatasi stres
Sebelum ngebahas COPINGS TRES, kita kenalan dulu yuk dengan yang namanya STRES. Sedikit meluruskan bahwa stres itu bukan berarti gila atau nggak waras. Seperti yang sering kita dengar “ih, stres lu” yang artinya terkadang disamaratakan dengan gila. Yuk kembali kejalan yang bena…r.
STRES merupakan suatu peristiwa fisik atau  psikologis yang dipersepsikan potensial menyebabkan gangguan fsik maupun emosi. Nah pengalaman atau situasi yang penuh tekanan atau bisa juga dikatakan sumber-sumber yang menyebabkan stres disebut STRESOR.
COPING STRES itu apa sih??? coping stres itu adalah usaha atau strategi kita dalam mengatasi tuntutan atau tekanan yang membuat kita stres
1.Salah satu cara untuk mengurangi stres itu dengan mengurangi efek fisik, misalnya melalui relaksasi bertahap, meditasi, pemijatan dan olahraga.
2.Cara lainnya ialah memfokuskan diri untuk menyelesaikan masalah (problem-focused coping) dan tidak memfokuskan diri hanya melampiaskan emosi-emosi yang disebabkan oleh masalah (emotion-focused coping).
3.Cara ketiga dengan memikirkan kembali (reappraisal), kita belajar dari pengalaman orang lain dan mencoba menemukan arti dari pengalaman tersebut. Kita juga melakukan perbandingan sosial dengan orang yang keadaannya lebih buruk dibanding kita. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang lebih bersyukur karena masih banyak diluar sana yang kehidupannya tidak lebih baik dari kita.
Dukungan sosial dari teman, keluarga dan orang lain sangat berperan dalam mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan emosional. Orang yang memiliki teman-teman baik, kontak sosial yang luas, dan jejaring dengan anggota masyarakat lain memiliki kesehatan yang lebih baik dan berumur lebih panjang dibanding mereka yang tidak memilikinya. Memberikan dukungan kepada orang lain juga berhubungan dengan kesehatan dan mempercepat pemulihan dari pengalaman traumatis.
Jadi walaupun tidak secara langsung kita dapat bertatap muka di dunia nyata, lewat dunia maya pun kita dapat memberi support ke teman-teman kita. Contohnya saja lewat group pemerhati lupus ini kita dapat memberikan semangat kepada sahabat odapus lainnya, mencurahkan perasaan kita serta wadah untuk saling berbagi dan bertukar pengalaman tentang lupus. Ini juga termasuk salah satu coping stres.

coping stres




COPING STRES alias mengatasi stres
Sebelum ngebahas COPINGS TRES, kita kenalan dulu yuk dengan yang namanya STRES. Sedikit meluruskan bahwa stres itu bukan berarti gila atau nggak waras. Seperti yang sering kita dengar “ih, stres lu” yang artinya terkadang disamaratakan dengan gila. Yuk kembali kejalan yang bena…r.
STRES merupakan suatu peristiwa fisik atau  psikologis yang dipersepsikan potensial menyebabkan gangguan fsik maupun emosi. Nah pengalaman atau situasi yang penuh tekanan atau bisa juga dikatakan sumber-sumber yang menyebabkan stres disebut STRESOR.
COPING STRES itu apa sih??? coping stres itu adalah usaha atau strategi kita dalam mengatasi tuntutan atau tekanan yang membuat kita stres
1.Salah satu cara untuk mengurangi stres itu dengan mengurangi efek fisik, misalnya melalui relaksasi bertahap, meditasi, pemijatan dan olahraga.
2.Cara lainnya ialah memfokuskan diri untuk menyelesaikan masalah (problem-focused coping) dan tidak memfokuskan diri hanya melampiaskan emosi-emosi yang disebabkan oleh masalah (emotion-focused coping).
3.Cara ketiga dengan memikirkan kembali (reappraisal), kita belajar dari pengalaman orang lain dan mencoba menemukan arti dari pengalaman tersebut. Kita juga melakukan perbandingan sosial dengan orang yang keadaannya lebih buruk dibanding kita. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang lebih bersyukur karena masih banyak diluar sana yang kehidupannya tidak lebih baik dari kita.
Dukungan sosial dari teman, keluarga dan orang lain sangat berperan dalam mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan emosional. Orang yang memiliki teman-teman baik, kontak sosial yang luas, dan jejaring dengan anggota masyarakat lain memiliki kesehatan yang lebih baik dan berumur lebih panjang dibanding mereka yang tidak memilikinya. Memberikan dukungan kepada orang lain juga berhubungan dengan kesehatan dan mempercepat pemulihan dari pengalaman traumatis.
Jadi walaupun tidak secara langsung kita dapat bertatap muka di dunia nyata, lewat dunia maya pun kita dapat memberi support ke teman-teman kita. Contohnya saja lewat group pemerhati lupus ini kita dapat memberikan semangat kepada sahabat odapus lainnya, mencurahkan perasaan kita serta wadah untuk saling berbagi dan bertukar pengalaman tentang lupus. Ini juga termasuk salah satu coping stres.

arti stres

Pengertian Stress

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. 
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html

4 tipe stres



Sepertinya kita memang tak bisa luput dari stres. Di kantor, di rumah, bahkan tak melakukan apa-apa pun bisa menyebabkan stres. Menurut situs stressfocus.com, ada empat tipe stres yang dibagi dalam dua kelompok, yakni positif stres dan negatif stres. Yang termasuk dalam positif stres adalah eustres, yakni saat stres muncul, seseorang justru lebih produktif atau malah lebih kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan.

Positif stres bisa membantu kita melakukan perubahan dalam hidup. Tak sedikit yang berganti profesi atau menemukan jalan keluar yang jitu dari suatu masalah. Positif stres juga membantu kita menyadari ada sesuatu yang salah dan harus diperbaiki. Penemuan-penemuan penting dalam bidang teknologi atau disain kreatif biasanya berasal dari stres tipe ini.

Yang termasuk dalam kelompok negatif stres diantaranya adalah distress. Perasaan stres ini muncul saat seseorang sedang frustasi, takut, atau punya kemarahan yang belum dilampiaskan. Bila terlalu sering mengalami distress, akibatnya adalah tekanan mental. Kemudian ada juga understress, yang terjadi saat seseorang mulai kehilangan tantangan. Manajemen kantor yang salah atau minimnya kesempatan untuk berpartisipasi dan menunjukkan skill sering menyebabkan stres tipe ini. Understress bisa mendorong kita pada masalah baru. Jenuh dan perasaan tak berdaya adalah dua efek dari stres ini, akibatnya kita jadi kehilangan motivasi untuk bekerja.

Tipe negatif stres terakhir adalah over-stress. Stres ini terjadi setelah seseorang bekerja keras atau berusaha berlebihan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan demi memenuhi tenggat. Kondisi ini terus berulang karena kita tak punya waktu untuk break dan menarik napas sejenak, sehingga pikiran kita hanya terfokus pada cara menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Over-stress bisa berakibat pada berkurangnya kemampuan atau kreatifitas.

Bagaimana jika pekerjaan kita rawan stres? Carilah cara untuk selalu memompa energi baru. Melakukan kegiatan yang bersifat relaksasi, cuti, berlibur, atau tidak memikirkan pekerjaan setelah jam kantor adalah sebagian dari usaha untuk mengelola stres.


penyebab stres




10 Efek Stres (2)
Rabu, 27 Februari 2013
pasangan-adri_resize
Ilustrasi. Foto: Adrianus Adrianto/NOVA
Berhati-hatilah, stres kronis dapat menyebabkan berbagai macam masalah fisik dan emosional. David Rakel, MD, Direktur Pengobatan Integratif University of Wisconsin mengatakan, wanita sering memiliki reaksi stres lebih kuat daripada laki-laki. Ini mungkin karena emosi yang diproses dalam otak wanita lebih besar. Ada beberapa dampak stres yang bisa dirasakan tubuh dan pengobatannya. Jika tidak segera diatasi, Anda akan mengalami dampak yang lebih parah.

Berat badan
Stres dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Beberapa studi menunjukkan, stres membuat tubuh menjadi kebal terhadap adrenalin sekresi. Alih-alih membakar lebih banyak kalori, sistem malah menghasilkan lebih banyak kortisol, hormon stres yang mendorong penyimpanan lemak. Fakta lain, beberapa wanita juga makan berlebihan saat stres.
Alih-alih menyantap makanan lebih banyak, lebih baik Anda berolahraga untuk mengurangi stres dan membakar kalori. Atau, gantilah makanan ringan Anda dengan yang rendah lemak. Makanan sehat dapat membantu Anda rileks.

Makanan kaya karbohidrat seperti ubi meningkatkan serotonin di otak, yang membuat perasaan jadi lebih baik. Biji-bijian, pisang, alpukat, ayam, bayam, brokoli, dan semua yang mengandung vitamin B juga dapat meningkatkan rasa nyaman.
Kekebalan tubuh menurun
Kata Robin Molella, MD, spesialis kedokteran preventif di Mayo Clinic, stres melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi kronis seperti asma, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Tertawa adalah jalan alami untuk melawan penyakit sel atau meringankan sesak di dada Anda.
Nyeri bahu
Hati-hati, tas yang terlalu berat atau terlalu lama bungkuk di depan komputer bisa menyebabkan bahu Anda sakit. Lemaskan bahu dan buka dada dengan peregangan yoga klasik. Berdirilah dengan mengangkat lengan kanan di atas kepala, tekuk lengan sehingga siku mengarah ke atas dan tangan kanan mencapai di belakang kepala. Jangkau tangan kanan dengan tangan kiri Anda hingga menyentuh jari bersama-sama. Ulangi peregangan pada lengan yang satunya.

Kembung
Respon tubuh Anda terhadap stres dapat mengalihkan darah dari proses pencernaan normal dalam perut ke kelompok otot yang lebih besar di tempat lain. Hasilnya, perut terasa perih, kembung, diare, sembelit, bahkan irritable bowel syndrome. Taruhlah botol air panas di atas perut Anda untuk merilekskan jaringan otot halus di usus dan menghilangkan nyeri, distensi, atau kembung. Makan lebih banyak makanan kaya serat, seperti segenggam almond, kacang tanah atau kacang kedelai, akan sangat membantu.
Nyeri kaki
Berjalan terlalu cepat dapat menyebabkan kelelahan pada kaki. Apalagi jika Anda menggunakan sepatu hak tinggi, tidak hanya lelah, kaki juga akan serasa terbakar. Memijat kaki benar-benar dapat membantu menyembuhkan berbagai gangguan stres, migrain, dan sakit punggung. Pijatlah bagian bawah dasar jari-jari kaki untuk menenangkan kepala, tumit kaki untuk merilekskan dada, dan telapak kaki bagian tengah untuk menenangkan daerah perut.

Jumat, 26 April 2013

arti stres dan penyebabnya

JENIS STRES

1. Stres dapat bersifat organobiologik (fisik), seperti :
  1. kelelahan fisik, seorang karyawan swasta yang kuliah lagi.
  2. rudapaksa fisik, kecelakaan yang menyebabkan kelumpuhan pada seseorang.
  3. gizi kurang (malnutrition), seperti anak Somalia dengan tatapan mata yang sayu.
  4. penyakit infeksi, penyakit tipus sering diikuti dengan tingkah laku sangat gelisah.
  5. tindakan operasi, operasi payudara dapat menyebabkan stres berat pada seorang wanita.
2. Stres juga dapat bersifat psiko-edukatif.

Ini berarti ia berasal dari alam psikologik (kejiwaan) dan alam pendidikan (edukasi) dari individu yang bersangkutan. Walaupun jenis-jenis stres itu dapat disebutkan satu demi satu, perlu diketahui bahwa semua jenis stres itu berpengaruh secara menyeluruh (integratif) terhadap perilaku individu. Dengan demikian, tidak jarang dapat ditemukan suatu “pola stres” tertentu :


i) Berbagai konflik dan frustasi yang berhubungan dengan kehidupan urban/modern.
  • konflik menantu dan mertua yang berkelanjutan, karena berbagai ketidakcocokan padahal tinggal bersama.
  • ibu-rumah tangga yang frustasi tidak boleh bekerja lagi padahal berpendidikan tinggi.
ii) Berbagai kondisi yang mengakibatkan sikap atau perasaan “rendah diri” sehingga individu “benar-benar” merasa dirinya terpukul “Antara lain dapat disebabkan kegagalan dan rasa rendah diri di mana terasa sekali bahwa “ideal yang diidam-idamkan” tidak mungkin tercapai, contoh: remaja putri yang tidak berhasil dalam sipenmaru.

iii) Berbagai kondisi kehilangan “status” dan perasaan dirinya “cacat” atau “habis riwayatnya”. Umpamanya bila orang benar diberhentikan dari posisinya, benar kehilangan sebagian besar keuangannya yang dihimpunnya selama hidupnya, benar kehilangan kawan karib/kawan seperjuangan/istri atau suami yang sangat dicintainya. Begitu pula seorang suami yang tertekan karena karier dan penghasilan istri melesat tinggi dibandingkan dengan dirinya.


iv) Berbagai kondisi iri hati karena dalam membandingkan diri dengan orang lain / pihak lain (status, posisi, kekayaan, dll). Misalnya seorang karyawan yang mempunyai kemampuan dan pendidikan lebih tinggi hanya menduduki jabatan yang lebih rendah, sedangkan yang berada diposisi tersebut kurang kemampuannya tetapi masih ada hubungan keluarga dengan pimpinan kantor.


v) Berbagai kondisi kekurangan yang dihayati sebagai sesuatu cacat yang menentukan kehidupan, umpama: penampilan fisik, jenis kelamin, usia, intelegensi, kondisi cacat (handicap). Misalnya seorang ibu walaupun cukup menarik tetap merasa kurang karena hidungnya yang kurang mancung.


vi) Berbagai kondisi perasaan bersalah/berdosa. Tidak jarang berhubungan dengan kode moral etik yang dijunjung tinggi secara pribadi, tetapi gagal dianut dalam praktek. Seseorang yang tergoda orang ketiga sewaktu pasangannya sedang tugas belajar kemudian merasa berdosa karena menghianati suaminya.


*
3. Stres sosio-kultural
  1. Kehidupan modern menempatkan individu-individu dalam suatu “kancah stres sosio-kultural” yang cukup besar. Perubahan-perubahan sosial / ekonomi dan sosial budaya berdatangan secara bertubi-tubi. Berbagai kondisi stres dapat dikemukakan secara lebih terperinci, diantaranya :
  2. Berbagai fluktuasi ekonomi dan akibatnya (menciutnya anggaran rumah tangga; pengangguran; kegelisahan tertentu yang menimpa pribadi individu maupun kelompok, dan lain-lain). Bayangkan seorang istri yang harus mengatur gaji untuk kebutuhan 1 (satu) bulan semakin bingung karena kenaikan gaji yang diterima tidak memadai dengan kenaikan barang kebutuhannya.
  3. Kesenjangan hidup keluarga
  4. Berbagai indikator sosial kultural dapat dipergunakan untuk menilai hal tersebut, diantaranya jumlah perceraian; konflik yang mengakibatkan keretakan rumah tangga, berbagai kekecewaan dan sebagainya. Pengaruh urbanisasi dan modernisasi dengan peningkatan tuntutan dan efisiensi hidup dan finansiil / materiil tidak jarang melandasi kehidupan keluarga. Demikian pula tidak terpenuhinya hal-hal di bidang lain, “peranan” yang diharapkan dijalankan oleh pihak suami/istri mertua/orang tua/anak/menantu dan lain-lain.
  5. Ketidakpuasan bekerja
  6. Dalam hubungan dengan kepuasan bekerja ternyata cukup banyak orang menganggap hal itu hanya “sekedarnya” apa boleh buat “merasa terpaksa karena tuntutan hidup”, sehingga mungkin tidak lebih dari 1/4 atau 1/3 jumlah tenaga kerja benar-benar yakin bahwa ia memperoleh kepuasan bekerja dalam menjalankan profesi/pekerjaannya. Salah satu faktor tersusupnya secara makin infiltratif yang disebut “teknologi modern” (menengah atau tinggi) yang makin menggolong-golongkan individu dalam segmen-segmen kerja yang anonim tanpa kemungkinan kreativitas yang sungguh-sungguh kecuali mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah dibakukan secara ketat. Karena itu pengaruh dan fungsi kesehatan jiwa makin terasa penting.
  7. Persaingan yang tajam, keras dan kadang tidak sehat
  8. Sukses yang dicapai berbagai orang tidak selalu disebabkan karena keunggulan-keunggulan yang obyektif. Bila latar belakang itu diketahui oleh lingkungan luas, maka sukses “semu” yang dicapainya itu dapat menimbulkan stres-stres tertentu. Oleh sebab itu, mungkin suatu pendekatan yang lebih merata dan “sportif” dapat lebih mengikat hati, dihargai dan mempesona. Walaupun demikian, dalam masyakarat umum yang dijadikan “idola dan idealisme” sering mereka yang sudah berhasil menggondol hadiah utama atau posisi puncak.
  9. Diskriminasi
  10. Walaupun telah dibuka kesempatan yang sama antara pria dan wanita, kadang-kadang masih dijumpai diskriminasi dalam karier untuk tenaga kerja wanita yang tentunya dapat menghambat potensi individu tersebut.
  11. Perubahan sosial yang cepat
  12. Perubahan cepat tidak senantiasa perlu berakibat buruk, bila disertai dengan penyesuaian yang memadai di bidang etik dan moral konvensional. Bila kesejajaran ini tidak harmonis, maka pola kehidupan konvensional akan senantiasa merasa terancam dengan berbagai akibat yang tidak diharapkan. Dalam kondisi terburuk, maka nilai-nilai materialistik akan mendominasi sehingga nilai-nilai religius – moralitik – spiritualistik terpengaruh dan melemah karenanya. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya “benturan konflik”. Sebagian diungkapkan, dan untuk sebagian sekedar disimpan dalam hati untuk ditanggung dalam alam perasaan individu atau kelompok.